Sabtu, 23 November 2019

MACAM MACAM BILANGAN DESIMAL,BINER,OKTAL,HEXADESIMAL




JENIS-JENIS BILANGAN, SISTEM BILANGAN DAN PROSES KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE HEKSADESIMAL


KONVERSI BILANGAN DESIMAL, BINER, OKTAL DAN HEKSADESIMAL


A. JENIS-JENIS BILANGAN:
  1. Bilangan Desimal
  2. Bilangan Biner
  3. Bilangan Oktal
  4. Bilangan Heksadesimal

Bilangan Desimal adalah bilangan yang terdiri dari 10 angka, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Apabila sudah sampai ke angka 9, maka sistem bilangan akan kembali lagi ke angka 0 dan nilai angka di depannya bertambah 1.
Bilangan Biner (binery, binery digit, atau bit) adalah bilangan yang terdiri dari 2 angka yaitu, 0 dan 1. Sama halnya dengan bilangan desimal, jika sistem bilangan telah mencapai angka terakhirnya, maka akan kembali lagi ke angka awalnya, dan nilai angka didepannya akan bertambah 1.
Bilangan Oktal adalah bilangan yang terdiri dari 8 angka yaitu, 0,1,2,3,4,5,6,7. Bilangan oktal juga sama seperti bilangan desimal dan biner, apabila telah mencapai angka terakhir maka akan kembali lagi ke angka awalnya dan nilai angka didepannya bertambah 1.
Bilangan Heksadesimal adalah bilangan yang terdiri dari 10 angka dan 6 huruf yaitu, 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Nilai dari huruf A,B,C,D,E,F adalah lanjutan dari angka pada bilangan heksadesimal.
Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain.

1. Bilangan Desimal

Rumus Konversi Desimal ke Basis Bilangan Lainnya
Untuk melakukan konversi dari bilangan desimal ke basis bilangan lainnya, misal basis n, adalah dengan membagi bilangan tersebut dengan n secara berulang sampai bilangan bulat hasil bagi nya sama dengan nol. Lalu sisa hasil bagi dari setiap iterasi ditulis dari terakhir (bawah) hingga ke awal (atas). Untuk lebih jelasnya lihat contoh konversi desimal ke basis lainnya pada penjelasan berikutnya.

 Gambar: Cara konversi bilangan desimal ke basis bilangan lainnya



Konversi Desimal ke Biner

Dengan menggunakan rumus perhitungan konversi bilangan desimal ke basis lainnya kita bisa lakukan sebagai berikut.
Contoh :
6710 = …….2 ?
Misalkan kita akan melakukan konversi 67 basis sepuluh (desimal) ke dalam basis 2 (biner).
  1. Pertama-tama kita bagi 67 dengan 2, didapat bilangan bulat hasil bagi adalah 33 dengan sisa hasil bagi adalah 1, atau dengan kata lain 67 = 2*33 + 1
  2. Selanjutnya bilangan bulat hasil bagi tersebut (33) kita bagi dengan 2 lagi, 33/2 = 16, sisa hasil bagi 1.
  3. Kemudian kita ulangi lagi, 16/2 = 8, sisa hasil bagi 0.
  4. Ulangi lagi langkah tersebut sampai bilangan bulat hasil bagi sama dengan 0. Setelah itu tulis sisa hasil bagi mulai dari bawah ke atas.
  5. Dengan demikian kita akan mendapatkan bahwa 6710 = 10000112.
  6. Bila komputer/laptop anda tersedia microsoft excel, maka anda dapat menggunakan fungsi DEC2BIN() untuk melakukan konversi dari bilangan desimal ke biner.

 Gambar: Cara konversi bilangan desimal ke biner



Konversi Desimal ke Oktal

Dengan rumus yang sama seperti biner kita bisa lakukan juga untuk bilangan berbasis 8 (oktal).
Contoh:
6710 = …….8 ?
  1. Pertama-tama 67/8 = 8, sisa 3
  2. Lalu 8/8 = 1, sisa 0,
  3. Terakhir 1/8=0, sisa 1.
  4. Dengan demikian dari hasil perhitungan didaptkan 6710 = 1038
  5. Anda juga dapat menggunakan fungsi microsoft excel DEC2OCT() untuk konversi bilangan desimal ke oktal.

 Gambar: Cara konversi bilangan desimal ke oktal



Konversi Desimal ke Heksadesimal


Seperti halnya biner dan oktal, kita pun akan menggunakan teknik perhitungan yang sama.

Contoh 1:
6710 = …….16 ?
  1. Pertama-tama 67/16 = 4, sisa 3
  2. Lalu 4/16 = 0, sisa 4,
  3. Dengan demikian dari hasil perhitungan didapatkan 6710 = 4316

 Gambar: Cara konversi bilangan desimal ke heksadesimal


Contoh 2:

9210 = …….16 ?
  1. Pertama-tama 92/16 = 5, sisa 12 (ditulis C)
  2. Lalu 5/16 = 0, sisa 5,
  3. Dengan demikian dari hasil perhitungan didapatkan 9210 = 5C16

 Gambar: Cara konversi bilangan desimal ke heksadesimal

2. Bilangan Biner

Konversi Biner ke Desimal
Untuk melakukan konversi dari bilangan biner atau bilangan berbasis selain 10 ke bilangan berbasis 10 (desimal) maka anda tinggal mengalikan setiap digit dari bilangan tersebut dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.

Contoh :

101102 = …….10 ?

101102 = + 1x24 + 0x23 + 1x22 + 1x21 + 0x20 = 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 2210


Gunakan fungsi BIN2DEC() di microsoft excel untuk konversi biner ke desimal.



Konversi Biner ke oktal

Untuk melakukan konversi biner ke oktal lakukan bagi setiap 3 digit menjadi sebuah angka oktal dimulai dari paling kanan.

Contoh :

101102 = …….8 ?
  1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 3 digit biner: 10 dan 110.
  2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan perhitungan konversi biner ke desimal.
  3. Sehingga didapat 101102 = 268
  4. Anda juga bisa menggunakan fungsi BIN2OCT yang disediakan di microsoft excel

 Gambar: Cara konversi bilangan biner ke oktal



Konversi Biner ke Hexadesimal

Konversi biner ke heksa desimal mirip dengan konversi biner ke oktal. Hanya saja pembagian kelompok terdiri dari 4 digit biner. Selain itu untuk nilai 10, 11, 12, .., 15 diganti dengan huruf A, B, C, …, F.

Contoh :

1110102 = …….16 ?
  1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 digit biner: 11 dan 1010.
  2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan perhitungan konversi biner ke desimal.
  3. Sehingga didapat 1110102= 3A16
  4. Anda juga bisa menggunakan fungsi BIN2HEX() yang disediakan di microsoft excel

 Gambar: Cara konversi bilangan biner ke oktal


3. Bilangan Oktal

Konversi Bilangan Oktal ke Desimal
Untuk konversi oktal ke binner anda perlu mengalikan digit dengan pangkat dari bilangan 8.

Contoh :

3658 = …….10 ?

Untuk melakukan konversi bilangan oktal ke bilangan berbasis 10 (desimal) lakukan dengan mengalikan setiap digit dari bilangan tersebut dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.


3658 = (3 x 82)10 + (6 x 81)10 + (5 x 80)10 = 192 + 48 + 5 = 245


Untuk fungsi konversi oktal ke decimal di ms excel gunakan OCT2DEC()



Konversi Bilangan Oktal ke Biner

Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke oktal. Setiap digit oktal akan langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya digabungkan.

Contoh:

548 = …….2 ?
  1. Pertama-tama hitung 58 = 1012 (Lihat cara konversi dari desimal ke biner)
  2. Lalu hitung 48 = 1002
  3. Sehingga didapat 548 = 1011002
  4. Anda juga dapat menggunakan rumus di ms excel OCT2BIN() yang akan menkonversi bilangan oktal ke biner

 Gambar: Cara konversi bilangan oktal ke biner



Konversi Bilangan Oktal ke Heksa desimal

Untuk perhitungan secara manual, konversi bilangan oktal ke desimal dilakukan dengan mengkonversi bilangan oktal ke bilangan basis antara terlebih dahulu. Ada dua cara yang sering digunakan untuk konversi oktal ke hexadecimal. Cara pertama konversi dahulu bilangan oktal ke desimal, lalu dari bilangan desimal tersebut dikonversi lagi ke heksadesimal. Cara kedua adalah dengan menkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, lalu dari biner di konversi lagi menjadi bilangan heksadesimal. Cara kedua merupakan cara yang paling sering digunakan.

Contoh :

3658 = …….16
  1. Konversi bilangan oktal menjadi bilangan biner

    3658 = 11 110 101 2
    angka 3, 6, dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
  2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 4 digit dimulai dari yang paling kanan
  3. Selanjutnya 4 digit biner transformasikan menjadi heksadesimal
    11 110 101 2 = F516

 Gambar: Cara konversi bilangan oktal ke biner secara manual dan otomatis

4. Bilangan Heksadesimal

 Bilangan heksadesimal (hexadecimal)merupakan bilangan berbasis 16. Sehingga angka digit yang digunakan adalah 0, 1, 2, …, 8, 9, A, B, …, E, F dimana A s/d F merupakan nilai untuk 10 s/d 15 desimal.


Konversi Bilangan Heksa desimal ke desimal
Untuk konversi heksadesimal ke desimal lakukan dengan mengalikan digit bilangan heksa dengan pangkat bilangan 16 dari kanan ke kiri mulai dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst

Contoh :
F516 = …….8 ?

F516 = (15 x 161)10 + (5 x 16-0)10 = 240 + 5 = 245

Untuk fungsi konversi heksadesimal ke desimal di ms excel gunakan fungsi HEX2DEC()



Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner
Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke heksadesimal. Setiap digit heksadesimal langsung dikonversi ke biner lalu hasilnya dipadukan.

Contoh:
F516 = …….2 ?
  1. Pertama-tama hitung F16 = 11112 (F16 = 1510 = 11112, Lihat cara konversi dari desimal ke biner)
  2. Lalu hitung 516 = 01012 (harus selalu dalam 4 digit biner, bila nilai hasil konversi tidak mencapai 4 digit biner maka tambahkan angka 0 di depan hingga menjadi 4 digit biner)
  3. Kemudian didapat F516 = 111101012
  4. Fungsi di ms excel yang dapat anda gunakan untuk mengkonversi heksadesimal ke biner adalah HEX2BIN()



 Gambar: Cara konversi bilangan heksadesimal ke biner secara manual dan otomatis



Konversi Bilangan Heksa Desimal ke Oktal
Untuk konversi heksa desimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke desimal. Lakukan konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari binner di konversi lagi ke oktal.

Contoh :
F516 = …….8

  1. Konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner

    F516 = 1111 01012
    angka F dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.
  2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 3 digit dimulai dari yang paling kanan
  3. Selanjutnya 3 digit biner transformasikan menjadi oktal
    11 110 101 2 = 3658


 Gambar: Cara konversi bilangan heksadesimal ke oktal  secara manual dan otomatis


B. OPERASI BILANGAN-BILANGAN TANPA DIKONVERSI
1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0
  0 + 1 = 1
  1 + 0 = 1
  1 + 1 = 10

Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:

Berapakah 11010,12 + 10111,02Berapakah 1011,11012 + 11011,111012
    111
    11010,1
    10111,0 +
  110001,1

 ∴ 11010,12 + 10111,02 = 110001,12
    1  111 1
      1011,1101
    11011,11101 +
  100111,10111

 ∴ 11010,12 + 10111,02 = 100111,101112

2. Penjumlahan istem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0              0 + 5 = 5              1 + 3 = 4              3 + 5 = 10
  0 + 1 = 1              0 + 6 = 6              1 + 5 = 6              4 + 5 = 11
  0 + 2 = 2              0 + 7 = 7              1 + 7 = 10            4 + 6 = 12
  0 + 3 = 3              1 + 1 = 2              2 + 6 = 10            Dst…
  0 + 4 = 4              1 + 2 = 3              2 + 7 = 11      

Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh:

Berapakah 1258 + 468Berapakah 4248 + 25678

      1
    125
      46 +
    173

 ∴ 1258 + 468 = 1738

    111
      424
    2567 +
    3213

 ∴ 4248 + 25678 = 32138


3. Penjumlahan sistem bilangan heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.

Contoh:
Berapakah 2B516 + 7CA16Berapakah 658A16 + 7E616

    1
    2B5
    7CA +
    A7F

 ∴ 2B516 + 7CA16 = A7F16

      11
    658A
      7E6 +
    6D60

 ∴ 658A16 + 7E616 = 6D6016


4. PENJUMLAHAN SISTEM BILANGAN DESIMAL
Syarat utama untuk bisa Menjumlahkan Bilangan Desimal adalah harus tahu dulu struktur bilangan desimal:

Bilangan Desimal terdiri atas tiga bagian, yaitu :

  • Bilangan Bulat, adalah bilangan yang letaknya berada didepan Tanda Desimal,
  • Tanda Desimal, adalah Tanda Koma yang berfungsi sebagi pembatas antar bilangan Bulat dengan Bilangan Pecahan,
  • Bilangan Pecahan, adalah bilangan yang letaknya berada dibelakang Tanda Desimal, atau biasa juga disebut Bilangan Desimal.
Perhatikan tabel bilangan desimal berikut :




Sekali lagi guruKATRO tegaskan, bahwa untuk menyelesaikan Operasi Penjumlahan Bilangan Desimal, sebaiknya menggunakan cara Penjumlahan susun kebawah. Hal ini sangat berguna untuk memudahkan dalam meluruskan tanda koma atau tanda desimal.

Ockey mari kita langsung ke pokok materi.

Contoh 1 :

1,234 + 567,8 = .........
akan sangat mudah bila diselesaikan menggunakan, penjumlahan susun.

  • Luruskan kebawah semua tanda koma

  • Untuk memudahkan proses hitung, semua digit yang kosong diisi dengan nol, banyaknya nol yang diisikan disesuaikan dengan jumlah digit terbanyak pada bilangan yang lainnya, ini akan sangat membantu memudahkan proses hitung. Jangan Khawatir... Penambahan berapapun jumlah nol di paling depan atau di paling belakang bilangan desimal, tidak akan mengubah nilai bilangan desimal itu.



  • Akhirnya bisa dengan mudah kita selesaikan soal penjumlahan pecahan desimal tersebut:





berarti
1,234 + 567,8 = 569,034

Contoh 2 :

12,3 + 4,56789 + 0,123 = .....

  • Dikerjakan dengan penjumlahan susun, tanda desimal atau koma diluruskan kebawah




  • Digit yang belum lurus diluruskan dengan cara diisi nol




  • Setelah semua digit lurus dengan diisi nol, baru kita jumlahkan





berarti
12,3 + 4,56789 + 0,123  = 16,99089



PENGURANGAN
1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.

a. Pengurangan biner menggunakan komplemen 1

Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung (end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh:

Berapakah 10112 – 01112

    1011     → Bilangan biner yang dikurangi
    1000 +  → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (01112)
  10011
  ↳ end-around carry
    0011     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
         1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    0100

∴ 10112 – 01112 = 01002
Berapakah 111102 – 100012

    11110     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
  101100
  ↳ end-around carry
    01100     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
           1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    01101

∴ 111102 – 100012 = 011012

Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
Berapakah 011102 – 111102

    01110     → Bilangan biner yang dikurangi
    00001 +  → Komplemen 1 dari 111102
    01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112)

∴ 011102 – 111102 = – 100002

Berapakah 010112 – 100012

    01011     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
    11001
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012)

∴ 010112 – 100012 = – 001102Contoh:
Berapakah 011102 – 111102

    01110     → Bilangan biner yang dikurangi
    00001 +  → Komplemen 1 dari 111102
    01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112)

∴ 011102 – 111102 = – 100002

Berapakah 010112 – 100012

    01011     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
    11001
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012)

∴ 010112 – 100012 = – 001102Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.

Contoh:
Berapakah 011112 – 100112

    01111     → Bilangan biner yang dikurangi
    01101 +  → Komplemen 2 dari 100112
    11100
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 111002)

∴ 011112 – 100112 = – 001002

Berapakah 100112 – 110012

    10011     → Bilangan biner yang dikurangi
    00111 +  → Komplemen 2 dari 110012
    11010
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 110102)

∴ 100112 – 110012 = – 0011022. Pengurangan sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.

Contoh untuk bilangan oktal:
Berapakah 1258 – 678Berapakah 13218 – 6578

      78      → borrow
    125
      67  –
      36

 ∴ 1258 – 678 = 368

      778      → borrow
    1321
      657  –
      442

 ∴ 13218 – 6578 = 4428

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
Berapakah 125616 – 47916Berapakah 324216 – 198716

      FF10      → borrow
    1256
      479  –
    DDD

 ∴ 125616 – 47916 = DDD16

      FF10      → borrow
    3242
    1987  –
    18CA

 ∴ 324216 – 198716 = 18CA16
3. PENGURANGAN SISTEM BILANGAN DESIMAL




Seperti halnya pada penjumlahan pecahan desimal, yang paling mudah adalah mengurangkan dengan cara pengurangan susun kebawah. dengan persyaratan yang sama pula, yaitu tanda desimal atau tanda koma yang harus di sejajarluruskan kebawah.



Juga masih sama dengan penjumlahan pecahan desimal, bahwa digit yang kosong bisa diisi dengan bilangan nol sejumlah sampai bisa lurus dengan bilangan desimal dengan digit terbanyak. Bahkan pada pengurangan pecahan desimal ini, dengan tujuan untuk memudahkan proses penghitungan, penambahan nol bisa dikatakan sifatnya wajib.


Langsung saja kita praktekkan caranya :

Contoh I :

12,345 - 6,78

dikerjakan dengan pengurangan susun, tanda desimal sejajar lurus kebawah : sbb :


untuk memudahkan proses hitung, beri angka nol untuk mengisi digit yang belum lurus hingga semua digit manjadi lurus. Sekali lagi guruKATRO tegaskan bahwa penambahan angka nol pada posisi paling depan atau paling belakang pada bilangan desimal TIDAK AKAN MENGUBAH nilai bilangan desimal itu, nilainya tetap sama, tidak terpengaruh sama sekali.

kalau sudah seperti itu pastinya akan lebih mudah menghitungnya.



jadi : 12,345 - 6,78 = 5, 565



Contoh II :

123,45 - 67,89012
dikerjakan dengan pengurangan susun, tanda desimal sejajar lurus kebawah :

tambahkan angka nol secukupnya baik posisi paling depan maupun paling belakang bilangan desimal, hingga semua bilangan desimal itu jumlah digitnya sama.

bila semua digit sudah lurus, akan lebih mudah untuk mengerjakannya.




PERKALIAN

1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal, yaitu :
  0 × 0 = 0
  0 × 1 = 0
  1 × 0 = 0
  1 × 1 = 1

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.

Contoh:

Berapakah 10112 × 10012Berapakah 101102 × 1012
        1011    → Multiplikan (MD)
        1001 × → Multiplikator (MR)
        1011  
      0000
    1011
  1011       +
  1100011

∴ 10112 × 10012 = 11000112

        10110    → Multiplikan (MD)
            101 × → Multiplikator (MR)
        10110  
      00000
    10110     +
    1101110

∴ 101102 × 1012 = 11011102


2. Perkalian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal:

Berapakah 258 × 148Berapakah 4538 × 658

      25
      14 ×
    124
    25   +
    374

∴ 258 × 148 = 3748

      453
        65 ×
    2727
  3402   +
  36747

∴ 4538 × 658 = 367478

Contoh untuk bilangan heksadesimal:

Berapakah 52716 × 7416Berapakah 1A516 × 2F16

        527
          74  ×
      149C
    2411    +
    255AC

∴ 52716 × 7416 = 255AC16

    1A5
      2F  ×
  18AB
  34A    +
  4D4B

∴ 1A516 × 2F16 = 4D4B16
3. PERKALIAN SISTEM BILANGAN DESIMAL
Contoh I :


singkirkan dulu tanda desimalnya, menjadi :
123 x 456 = .............

hasil perkalian 123 x 456 adalah  56088

kembalikan tanda desimal yang tadi disingkirkan

  • pada bilangan 12,3 ada satu desimal (satu angka dibelakang koma)
  • pada bilangan 4,56 ada dua desimal (dua angka di belakang koma)
  • berarti jumlah desimal (jumlah angka dibelakang koma) ada tiga desimal ( tiga angka dibelakang koma, maka :

56088 dibuat tiga desimal menjadi 56,088
jadi    12,3 x 4,56 = 56,088

Contoh II :


singkirkan dulu tanda desimalnya, menjadi :
123 x 456 = .............

hasil perkalian 123 x 456 adalah  56088

kembalikan tanda desimal yang tadi disingkirkan

  • pada bilangan 12,3 ada satu desimal (satu angka dibelakang koma)
  • pada bilangan 45,6 ada satu desimal (satu angka di belakang koma)
  • berarti jumlah desimal (jumlah angka dibelakang koma) ada dua desimal ( dua angka dibelakang koma, maka :

56088 dibuat dua desimal menjadi 560,88
jadi    12,3 x 45,6 = 560,88

Contoh III :


singkirkan dulu tanda desimalnya, menjadi :
123 x 456 = .............

hasil perkalian 123 x 456 adalah  56088

kembalikan tanda desimal yang tadi disingkirkan

  • pada bilangan 1,23 ada dua desimal
  • pada bilangan 4,56 ada dua desimal
  • berarti jumlahnya ada empat desimal, maka :

56088 dibuat empat desimal menjadi 5,6088
jadi    1,23 x 4,56 = 5,6088


PEMBAGIAN
Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:

Contoh:

Berapakah 11000112 ÷ 10112Berapakah 11011102 ÷ 101102

1011√1100011 = 1001
          1011 –
                10
                  0 –
                101
                    0 –
                1011
                1011 –
                      0

∴ 11000112 ÷ 10112 = 10012

10110√1101110 = 101
            10110 –
                1011
                      0 –
                10110
                10110 –
                        0

∴ 11011102 ÷ 101102 = 1012


2. Pembagian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.

Contoh untuk bilangan oktal:

Berapakah 3748 ÷ 258Berapakah 1154368 ÷ 6428

25√374 = 14
      25 –
      124
      124 –
          0

∴ 3748 ÷ 258 = 148

642√115436 = 137
          642 –
          3123
          2346 –
            5556
            5556 –
                  0

 ∴ 1154368 ÷ 6428 = 1378

Contoh untuk bilangan heksadesimal:

Berapakah 1E316 ÷ 1516Berapakah 255AC16 ÷ 52716

15√1E3 = 17
      15 –
        93
        93 –
          0

∴ 31E316 ÷ 1516 = 1716

527√255AC = 74
        2411 –
          149C
          149C –
                0

 ∴ 225AC16 ÷ 52716 = 7416

3. PEMBAGIAN SISTEM BILANGAN DESIMAL
Cara 1 :


Pada langkah awalnya, proses pengerjaan operasi hitung pembagian pecahan desimal, sama persis dengan proses pengerjaan perkalian pecahan desimal. Yaitu menganggap pecahan desimal itu sebagai bilangan bulat, dengan cara menyingkirkan tanda desimal ( tanda koma ) terlebih dahulu.

9 , 63 : 32 , 1 disingkirkan terlebih dahulu tanda desimalnya menjadi 963 : 321


Setelah tanda desimal disingkirkan terlebih dahulu, langkah kedua adalah  mengerjakan sebagai pembagian. bilangan bulat.

963 : 321 =  3


Langkah ketiga, ini yang berbalik 180 derajat. Bila pada operasi hitung perkalian pecahan desimal, "semua desimal dijumlahkan", maka pada operasi hitung pembagian pecahan desimal "DESIMAL PADA BILANGAN DIBAGI DIKURANGI DESIMAL PADA BILANGAN PEMBAGI"

9 , 63 ada 2 desimal
32 , 1 ada 1 desimal
2 - 1 = 1   >> berarti ada satu desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 3 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 3





======================


  • bila hasil pengurangan itu adalah bilangan positif, jumlah desimal pada jawaban sebanyak besaran hasil pengurangan tersebut

A. Bila Hasil awalnya merupakan Bilangan Bulat.

Contoh :
-------------------------------------
1 , 25 : 2 , 5
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal
2 , 5   ada 1 desimal
2 - 1 = 1   >> berarti ada 1 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan 1 desimal menjadi 0 , 5
------------------------------------
1 , 25 : 25
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal
25   ada 0 desimal
2 - 0 = 2   >> berarti ada 2 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 05
------------------------------------
0 , 125 : 2 , 5
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

0 , 125 ada 3 desimal
2 , 5   ada 1 desimal
3 - 1 = 2   >> berarti ada 2 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 05
-----------------------------------
0 , 125 : 25
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

0 , 125 ada 3 desimal
25   ada 0 desimal
3 - 0 = 3   >> berarti ada 3 desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 0 , 005
======================

  • bila hasil pengurangan itu = nol, maka jawaban tidak mengandung desimal (tidak ada koma)

Contoh :
-------------------------------------
12 , 5 : 2 , 5
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

12 , 5 ada 1 desimal
2 , 5   ada 1 desimal
1 - 1 = 1   >> berarti ada nol desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan nol desimal tetap 5

-------------------------------------
1 , 25 : 0 , 25
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

1 , 25 ada 2 desimal
0 , 25   ada 2 desimal
2 - 2 = 0   >> berarti ada nol desimal pada jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan nol desimal tetap 5
======================
  • bila hasil pengurangan = bilangan negatif , tambahkan nol dibelakang jawaban sejumlah besaran bilangan negatif tersebut.

Contoh :
------------------------------------
125 : 0 , 25
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

125 ada 0 desimal
0 , 25  ada 2 desimal
0 - 2 = -2   >> berarti menambah satu nol dibelakang jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 500

------------------------------------
125 : 2 , 5
kerjakan dulu sebagai 125 : 25 = 5

125 ada 0 desimal
2 , 5  ada 1 desimal
0 - 1 = -1   >> berarti menambah satu nol dibelakang jawaban

jawaban yang asalnya 5 dijadikan satu desimal menjadi 50

======================
======================
======================
Cara 2 :
Kalikan kedua bilangan desimal itu dengan angka 10 atau 100 atau 100 dst .... tergantung jumlah desimal terbanyak pada soal, baik pada bilangan terbagi maupun pada bilangan terbagi.
  • bila desimal terbanyak adalah satu desimal, kalikan dengan 10
  • bila desimal terbanyak adalah dua desimal, kalikan dengan 100
  • bila desimal terbanyak adalah tiga desimal, kalikan 1000
  • dst ....
========================
Contoh 1 ;

1 : 2.3

Desimal terbanyak adalah satu desimal
yaitu 3 pada angka 2.3

maka dikalikan dengan 10

1 x 10 = 10
2,3 x 10 = 23

akhirnya menjadi

10 : 23 = 0.434782608695652

0.434782608695652 dibulatkan dalam dua desimal menjadi 0.43

sehingga :

0,4348 (EMPAT DESIMAL)
0,435 (TIGA DESIMAL)
0.44 (DUA DESIMAL)
0,4 (SATU DESIMAL)


Daftar Pustaka